MARINE WARRANTY SURVEY

ISM Code memerlukan penggunaan audit internal dan eksternal untuk memastikan kepatuhan terhadap standar keselamatan. Selain itu, perusahaan harus melakukan tinjauan manajemen secara berkala untuk mengevaluasi kinerja keselamatan dan menetapkan perbaikan yang diperlukan.

Penggunaan audit internal dan eksternal serta tinjauan manajemen merupakan komponen penting dari sistem manajemen keselamatan kapal (SMS) yang sesuai dengan ISM Code. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai kedua proses tersebut:

1. AUDIT INTERNAL:

• - Tujuan: Audit internal bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas dan kepatuhan terhadap prosedur operasional dan kebijakan keselamatan kapal yang ditetapkan oleh perusahaan..

• - Pelaksanaan: Audit internal dilakukan oleh tim internal yang terlatih dan independen. Tim audit internal memeriksa dokumentasi, prosedur operasional, dan kinerja kapal untuk mengidentifikasi kelemahan dan area perbaikan.

• - Frekuensi: Audit internal dilakukan secara teratur sesuai dengan jadwal yang ditetapkan dalam SMS. Audit internal dapat dilakukan setiap beberapa bulan atau tahun, tergantung pada kebutuhan perusahaan.

2. AUDIT EKSTERNAL:

• - Tujuan: Audit eksternal dilakukan oleh pihak independen atau badan klasifikasi untuk memastikan bahwa perusahaan pelayaran mematuhi standar keselamatan yang berlaku dan memenuhi persyaratan ISM Code.

• - Pelaksanaan: Audit eksternal melibatkan pemeriksaan mendalam terhadap seluruh aspek operasional dan kepatuhan kapal. Mereka dapat mencakup wawancara dengan awak kapal, pemeriksaan fisik kapal, dan tinjauan dokumentasi.

• - Frekuensi: Audit eksternal biasanya dilakukan setiap beberapa tahun, tergantung pada persyaratan badan klasifikasi dan otoritas maritim.

3. TINJAUAN MANAJEMEN:

• - Tujuan: Tinjauan manajemen adalah proses evaluasi secara berkala terhadap kinerja keselamatan kapal dan efektivitas SMS. Ini bertujuan untuk mengidentifikasi peluang perbaikan dan menetapkan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan keselamatan kapal.

• - Pelaksanaan: Tinjauan manajemen dilakukan oleh manajemen senior perusahaan pelayaran, biasanya setiap tahun atau sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Manajemen senior meninjau laporan audit dan pemantauan, menganalisis tren kinerja, dan menetapkan rencana tindak lanjut.

• - Implementasi Perbaikan: Berdasarkan hasil tinjauan manajemen, perusahaan menetapkan langkah-langkah perbaikan yang diperlukan dan mengintegrasikannya ke dalam SMS. Ini melibatkan penugasan tanggung jawab, alokasi sumber daya, dan pemantauan pelaksanaan perbaikan.

Dengan mengintegrasikan audit internal, audit eksternal, dan tinjauan manajemen ke dalam SMS, maka perusahaan pelayaran dapat memastikan bahwa operasinya sesuai dengan standar keselamatan tertinggi dan dapat terus meningkatkan kinerja keselamatan kapal secara berkelanjutan.

Bersikaplah fleksibel dalam penjadwalan perbaikan dan pengedokan kapal. Jika diperlukan, bersedia menyesuaikan jadwal untuk memenuhi kebutuhan pemilik kapal / OS atau untuk mengatasi masalah yang muncul. Fleksibilitas dalam penjadwalan perbaikan dan pengedokan kapal merupakan hal penting untuk mengakomodasi perubahan yang mungkin terjadi selama proses.

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh galangan kapal untuk menjaga fleksibilitas dalam penjadwalan:

• 1. Saat awal perencanaan perbaikan dan pengedokan kapal, identifikasi area di jadwal yang mungkin perlu disesuaikan. Tetapkan titik-titik yang dapat disesuaikan tanpa mengganggu jadwal keseluruhan secara signifikan.

• 2. Diskusikan potensi fleksibilitas jadwal dengan tim perbaikan dan pengedokan kapal. Dengan melibatkan anggota tim, galangan kapal dapat memperoleh masukan yang berharga tentang bagaimana perubahan jadwal dapat memengaruhi perbaikan dan pengedokan kapal secara keseluruhan.

• 3. Jelaskan kepada pemilik kapal / OS tentang fleksibilitas jadwal yang dimiliki dalam perbaikan dan pengedokan kapal. Diskusikan kemungkinan perubahan yang mungkin terjadi dan bagaimana hal itu dapat memengaruhi jadwal yang telah disepakati.

• 4. Selalu pertimbangkan alternatif jika perubahan jadwal diperlukan. Tinjau kembali sumber daya yang tersedia, kemungkinan dampak perubahan terhadap biaya dan kualitas, dan apakah ada cara lain untuk mencapai tujuan perbaikan dan pengedokan kapal.

• 5. Jika perubahan diperlukan, segera ambil tindakan untuk menyesuaikan jadwal. Jangan menunda pengambilan keputusan yang diperlukan untuk menghindari gangguan yang lebih besar di kemudian hari.

• 6. Setelah perubahan jadwal diimplementasikan, pantau dampaknya secara teratur. Evaluasi apakah penyesuaian telah efektif dan apakah ada langkah tambahan yang perlu diambil

REKOMENDASI :

Dengan bersikap fleksibel dalam penjadwalan perbaikan dan pengedokan kapal, galangan kapal harus dapat menanggapi perubahan dengan cepat dan menjaga kelancaran perbaikan dan pengedokan kapal secara keseluruhan.

Siapkan semua dokumen dan persyaratan yang diperlukan untuk serah terima kapal kepada klien. Dokumen termasuk dokumen garansi, manual operasional, dan sertifikat keselamatan. Persiapan untuk serah terima kapal di galangan kapal merupakan tahap penting dalam proses proyek.

Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil dalam manajemen persiapan untuk serah terima:

• 1. Pastikan bahwa semua dokumen dan persyaratan yang diperlukan untuk serah terima kapal telah disiapkan dengan benar, termasuk dokumen garansi, manual operasional, sertifikat keselamatan, dan dokumen lain yang relevan.

• 2. Lakukan pemeriksaan akhir terhadap kapal untuk memastikan bahwa semua persyaratan telah dipenuhi dan bahwa kapal siap untuk diserahkan kepada klien.

• 3. Periksa kondisi fisik dan fungsionalitas kapal serta pastikan bahwa semua sistem beroperasi dengan baik.

• 4. Siapkan semua dokumen serah terima dengan teliti.

• 5. Pastikan bahwa dokumen-dokumen tersebut lengkap, akurat, dan sesuai dengan standar yang ditetapkan.

• 6. Buat manual operasional yang jelas dan terperinci untuk kapal.

• 7. Manual tersebut harus mencakup informasi tentang pengoperasian kapal, perawatan rutin, prosedur keselamatan, dan informasi lain yang relevan bagi klien.

• 8. Lakukan pemeliharaan akhir dan pembersihan kapal sebelum serah terima kepada klien.

• 9. Pastikan bahwa kapal berada dalam kondisi yang baik dan siap untuk digunakan.

• 10. Koordinasikan dengan klien untuk menetapkan waktu dan lokasi serah terima kapal.

• 11. Pastikan bahwa semua persyaratan dan harapan klien dipenuhi.

• 12. Berikan pelatihan kepada klien tentang pengoperasian kapal, perawatan rutin, dan prosedur keselamatan.

• 13. Pastikan bahwa klien memahami dengan baik cara menggunakan kapal dengan aman dan efisien.

• 14. Lakukan serah terima resmi kapal kepada klien sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

• 15. Pastikan bahwa semua dokumen dan persyaratan telah ditandatangani dan diserahkan kepada klien dengan lengkap.

Lakukan audit internal secara teratur untuk memastikan kepatuhan terhadap standar kualitas. Tinjau kembali proses kerja dan dokumentasi untuk mengidentifikasi potensi ketidaksesuaian dan ambil tindakan korektif yang diperlukan. Manajemen audit dan pemantauan di galangan kapal adalah aspek kunci dalam memastikan kepatuhan terhadap standar kualitas dan prosedur yang ditetapkan.

Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk melaksanakan manajemen audit dan pemantauan yang efektif:

• 1. Rencanakan audit internal secara teratur sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.

• 2. Tentukan lingkup audit, sasaran, dan metode yang akan digunakan dalam proses audit.

• 3. Lakukan audit sesuai dengan rencana yang telah disiapkan.

• 4. Libatkan auditor yang terlatih dan independen, dan pastikan bahwa mereka memiliki akses ke semua informasi dan area yang relevan.

• 5. Tinjau kembali proses kerja di galangan kapal untuk memastikan bahwa mereka sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan.

• 6. Identifikasi potensi ketidaksesuaian atau pelanggaran dan catat temuan Anda.

• 7. Periksa dokumen-dokumen terkait, termasuk prosedur kerja, spesifikasi teknis, catatan pengujian, dan dokumen lainnya, untuk memverifikasi kepatuhan dan kelengkapan.

• 8. Identifikasi potensi ketidaksesuaian atau pelanggaran selama proses audit.

• 9. Tinjau kembali temuan audit dengan cermat dan tentukan penyebab akar dari masalah yang ditemukan.

• 10. Ambil tindakan korektif yang diperlukan untuk menangani ketidaksesuaian atau pelanggaran yang ditemukan selama audit.

• 11. Pastikan bahwa tindakan yang diambil efektif dan ditindaklanjuti dengan tepat.

• 12. Monitor pelaksanaan tindakan korektif dan perbaikan yang diambil untuk memastikan bahwa masalah telah diselesaikan dengan memuaskan.

• 13. Lakukan pemantauan berkala untuk memastikan bahwa masalah yang sama tidak muncul kembali di masa depan.

• 14. Dokumentasikan hasil audit secara lengkap dan akurat.

• 15. Laporkan temuan audit kepada pihak yang berwenang dan pastikan bahwa semua dokumen terkait tersimpan dengan baik untuk referensi dan audit berikutnya.

• 16. Gunakan hasil audit sebagai peluang untuk meningkatkan sistem dan proses di galangan kapal.

• 17. Identifikasi pelajaran yang dapat dipelajari dan terapkan perbaikan yang diperlukan untuk mencegah masalah yang sama terjadi di masa depan.

Implementasikan prosedur kerja yang aman dan jelas untuk setiap tugas yang dilakukan di galangan kapal.

Latih karyawan dalam prosedur-prosedur tersebut dan pastikan mereka memahami pentingnya kepatuhan terhadap prosedur tersebut.

Implementasi prosedur kerja yang aman adalah kunci dalam menjaga keselamatan dan mencegah kecelakaan di galangan kapal.

Berikut adalah langkah-langkah untuk mengelola prosedur kerja yang aman di galangan kapal :

• - Identifikasi semua tugas yang dilakukan di galangan kapal dan risiko potensial yang terkait dengan setiap tugas.

• - Tinjau kecelakaan atau insiden sebelumnya untuk mengidentifikasi area-area yang memerlukan perhatian khusus.

• - Buat prosedur kerja yang jelas dan terperinci untuk setiap tugas yang dilakukan di galangan kapal.

• - Pastikan bahwa prosedur tersebut mencakup langkah-langkah untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengendalikan risiko yang terkait dengan tugas tersebut.

• - Berikan pelatihan kepada karyawan tentang prosedur kerja yang aman.

• - Pastikan bahwa semua karyawan memahami prosedur kerja yang mereka perlukan untuk tugas mereka dan pentingnya kepatuhan terhadap prosedur tersebut.

• - Komunikasikan prosedur kerja yang aman kepada semua karyawan dan pastikan bahwa mereka memiliki akses ke dokumentasi prosedur tersebut.

• - Pastikan bahwa prosedur kerja yang aman selalu tersedia dan mudah diakses di lokasi kerja.

• - Tinjau dan perbarui prosedur kerja secara berkala untuk memastikan bahwa mereka tetap relevan dan efektif.

• - Mintakan umpan balik dari karyawan dan manajemen untuk mengidentifikasi perbaikan yang diperlukan.

• - Lakukan pemantauan rutin untuk memastikan kepatuhan terhadap prosedur kerja yang aman.

• - Berlakukan konsekuensi yang sesuai untuk pelanggaran prosedur kerja yang aman.

• - Budayakan budaya keselamatan di galangan kapal dengan mendorong kolaborasi, komunikasi terbuka, dan tanggung jawab bersama dalam menjaga keselamatan.

• - Pimpinan dan manajemen harus memberikan contoh yang baik dengan menunjukkan komitmen terhadap keselamatan dan kepatuhan terhadap prosedur kerja yang aman.

Evaluasi tingkat bahaya dari setiap risiko yang diidentifikasi.

Tinjau karakteristik risiko, seperti kemungkinan terjadinya dan tingkat keparahan dampaknya jika terjadi.

Penentuan tingkat bahaya dari setiap risiko merupakan langkah penting dalam manajemen risiko di galangan kapal.

Berikut adalah langkah-langkah untuk mengevaluasi tingkat bahaya:

• 1. Identifikasi dan catat semua potensi risiko yang ada di galangan kapal, termasuk bahaya fisik, kecelakaan kerja, paparan bahan kimia berbahaya, dan faktor risiko lainnya.

• 2. Tinjau karakteristik risiko, seperti kemungkinan terjadinya dan tingkat keparahan dampaknya jika terjadi.

• 3. Evaluasi seberapa sering risiko tersebut mungkin terjadi dan seberapa besar dampaknya terhadap pekerjaan, lingkungan, dan aset.

• 4. Gunakan matriks risiko untuk menilai tingkat bahaya dari setiap risiko yang diidentifikasi.

• 5. Atur matriks dengan sumbu horizontal untuk kemungkinan dan sumbu vertikal untuk dampak, dan tentukan kriteria yang sesuai untuk masing-masing.

• 6. Berdasarkan analisis karakteristik risiko dan penggunaan matriks risiko, berikan peringkat tingkat bahaya untuk setiap risiko.

• 7. Klasifikasikan risiko berdasarkan tingkat bahayanya, misalnya rendah, sedang, tinggi, atau sangat tinggi.

• 8. Prioritaskan tindakan berdasarkan peringkat tingkat bahaya dari risiko-risiko yang diidentifikasi

• 9. Fokuskan upaya mitigasi pada risiko yang memiliki tingkat bahaya yang lebih tinggi atau yang memiliki potensi dampak yang lebih besar.

• 10. Setelah menentukan tingkat bahaya, beri label pada setiap risiko untuk memudahkan identifikasi dan komunikasi di antara tim manajemen risiko dan pekerja lapangan.

• 11. Pastikan bahwa label risiko mencerminkan tingkat bahaya dan karakteristik risiko secara akurat.

• 12. Lakukan pemantauan berkala terhadap risiko dan tinjau ulang peringkat tingkat bahaya secara berkala.

• 13. Pastikan bahwa perubahan kondisi kerja atau lingkungan dievaluasi untuk memastikan bahwa peringkat risiko tetap relevan.

Referensi

• 1. "Ship Construction" oleh David J. Eyres:

• 2. "Ship Stability for Masters and Mates" oleh Bryan Barrass

• 3. Panduan Keselamatan dari organisasi seperti International Maritime Organization (IMO) atau IACS yang menyediakan informasi tentang risiko khusus yang terkait dengan operasi kapal.

• 4. "Marine Structures": Jurnal ini mempublikasikan penelitian dan artikel tentang berbagai aspek struktur kapal dan risiko yang terkait.

• 5. "Journal of Ship Production and Design": Jurnal ini memuat artikel-artikel terkait produksi dan desain kapal, termasuk topik-topik tentang keselamatan dan risiko.

• 6. Standar keselamatan industri seperti International Safety Management (ISM) Code yang dikeluarkan oleh IMO.

• 7. Standar keselamatan yang dikeluarkan oleh badan klasifikasi seperti BKI, ABS, Lloyd's Register, atau DNV GL.

Zinc anode dan aluminium anode adalah jenis-jenis anoda korban yang digunakan untuk perlindungan katodik, terutama untuk mencegah korosi pada logam yang terendam dalam air. Berikut adalah perbedaan utama antara keduanya:

ZINC ANODE

• 1. Material:

  Terbuat dari zinc (seng) dengan kemurnian tinggi atau paduan seng.

• 2. Potensial Elektrode:

  Memiliki potensial sekitar -1.1 Volt terhadap elektroda referensi standar (Ag/AgCl).

• 3. Lingkungan Penggunaan:

  • Umumnya digunakan di air laut dan air payau

  • Kurang efektif di air tawar karena memiliki pasivasi lebih cepat di lingkungan tersebut.

• 4. Efisiensi Anoda:

  Efisiensi sekitar 90-95%, artinya lebih banyak energi yang dihasilkan digunakan untuk perlindungan katodik.

• 5. Harga:

  Biasanya lebih murah dibandingkan aluminium anode.

ALUMINIUM ANODE

• 1. Material:

  Terbuat dari paduan aluminium yang dicampur dengan logam lain seperti indium dan zinc untuk mengontrol potensial dan memperlambat pasivasi.

• 2. Potensial Elektrode:

  Memiliki potensial sekitar -1.1 hingga -1.2 Volt terhadap elektroda referensi standar (Ag/AgCl).

• 3. Lingkungan Penggunaan:

  • Efektif di semua jenis air: air laut, air payau, dan air tawar.

  • Lebih stabil di berbagai kondisi lingkungan karena tidak mudah pasivasi.

• 4. Efisiensi Anoda:

  Efisiensi lebih tinggi sekitar 95-98%, yang berarti lebih efektif dalam menghasilkan perlindungan katodik.

• 5. Harga:

  Biasanya lebih mahal dibandingkan zinc anode, tetapi memiliki umur pakai lebih lama.

PERBANDINGAN LAINNYA:

• • Berat Jenis:

• • Aluminium anode lebih ringan dibandingkan zinc anode dengan berat jenis sekitar 2.7 g/cm³ dibandingkan dengan 7.1 g/cm³ untuk zinc.

• • Kapasitas Elektroda:

• • Aluminium anode memiliki kapasitas elektroda yang lebih tinggi (sekitar 2000-3000 Ah/kg) dibandingkan zinc (sekitar 780 Ah/kg), yang berarti aluminium anode dapat memberikan perlindungan lebih lama dengan berat yang sama.

Pemilihan antara zinc anode dan aluminium anode biasanya didasarkan pada pertimbangan lingkungan operasi, efisiensi biaya, dan durasi perlindungan yang dibutuhkan.

Komponen-komponen dari sistem Controllable Pitch Propeller (CPP) pada kapal mencakup beberapa bagian utama berikut:

• 1. Blade (Daun Propeller):

  Daun propeller pada CPP dapat diubah sudut kemiringannya untuk mengontrol daya dorong.

• 2. Hub (Hub Propeller):

  Bagian tengah dari propeller di mana daun propeller dipasang dan mekanisme pengontrol sudut blade berada.

• 3. Hydraulic Cylinder (Silinder Hidraulik):

  Digunakan untuk menggerakkan mekanisme pengubah sudut daun propeller. Biasanya ditempatkan di dalam hub.

• 4. Pitch Control Mechanism (Mekanisme Pengontrol Pitch):

  Termasuk komponen mekanis yang mengubah sudut daun propeller berdasarkan sinyal dari sistem kontrol.

• 5. Oil Distribution Box (Kotak Distribusi Minyak):

  Mengatur distribusi minyak hidraulik ke silinder hidraulik untuk mengontrol pitch.

• 6. Propeller Shaft (Poros Propeller):

  Menghubungkan mesin kapal dengan hub propeller dan mentransmisikan daya.

• 7. Control System (Sistem Kontrol):

  Berupa sistem elektronik atau mekanis yang mengontrol sudut pitch berdasarkan input dari operator atau otomatisasi.

• 8. Actuating Rod (Batang Penggerak):

  Menghubungkan piston dari silinder hidraulik dengan blade untuk mengubah sudut pitch.

• 9. Thrust Bearing (Bantalan Daya Dorong):

  Menahan beban aksial yang dihasilkan oleh propeller.

• 10. Governor (Pengatur Kecepatan):

  Mengontrol kecepatan mesin dan berinteraksi dengan sistem CPP untuk menyesuaikan pitch agar sesuai dengan kebutuhan operasi.

Masing-masing komponen tersebut bekerja secara sinergis untuk memungkinkan perubahan sudut daun propeller yang dapat mengoptimalkan efisiensi bahan bakar, mengendalikan kecepatan, dan meningkatkan manuver kapal.

Manajer galangan kapal harus dapat memastikan bahwa seluruh proses perbaikan kapal diawasi dengan ketat sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan. Ini melibatkan pemantauan terhadap setiap tahap pekerjaan, mulai dari persiapan material/komponen kapal hingga penyelesaian akhir. Pengawasan proses merupakan aspek penting dalam manajemen proyek perbaikan kapal.

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh manajer galangan kapal dalam memastikan pengawasan proses yang efektif:

• 1. Menentukan proses-proses kunci yang perlu dipantau selama pembangunan atau perbaikan kapal. Identifikasi tahapan-tahapan kritis dalam proyek dan tentukan kriteria kualitas yang harus dipenuhi pada setiap tahap.

• 2. Mamastikan bahwa semua anggota tim memahami standar kualitas yang ditetapkan dan harapan kualitas yang harus dicapai pada setiap tahap proses. Ini akan membantu memastikan konsistensi dalam pelaksanaan proyek.

• 3. Melakukan pemeriksaan berkala selama proses perbaikan kapal. Tentukan frekuensi dan jadwal pemeriksaan sesuai dengan kompleksitas proyek dan tingkat risiko yang terkait.

• 4. Manajer galangan kapal harus aktif terlibat dalam pemantauan langsung di lapangan untuk memastikan bahwa pekerjaan berjalan sesuai dengan rencana. Tinjau kemajuan, kualitas pekerjaan, dan kepatuhan terhadap standar keselamatan.

• 5. Memastikan bahwa semua personel di galangan kapal memiliki komitmen terhadap kualitas dan keselamatan. Berikan pelatihan yang diperlukan, dorong komunikasi terbuka, dan berikan penghargaan atas pencapaian kualitas yang baik.

• 6. Jika ditemukan ketidaksesuaian atau masalah kualitas selama pengawasan proses, identifikasi penyebabnya dan ambil tindakan korektif yang diperlukan. Pastikan bahwa masalah tersebut diselesaikan dengan cepat untuk menghindari dampak negatif yang lebih besar.

• 7. Mendokumentasikan semua hasil pemeriksaan dan pengawasan proses. Pastikan bahwa catatan-catatan tersebut disimpan dengan baik dan dapat diakses oleh anggota tim yang berwenang. Laporkan hasil pengawasan kepada pihak terkait sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

• 8. Meninjau kembali hasil pengawasan secara berkala untuk mengidentifikasi pola atau tren yang mungkin memerlukan perbaikan atau peningkatan dalam proses. Gunakan data tersebut untuk mengidentifikasi peluang perbaikan dan menerapkan tindakan perbaikan yang tepat.

SEMOGA BERMANFAAT

Persiapan permukaan lambung kapal sebelum pengaplikasian cat anti fouling sangat penting untuk memastikan hasil yang optimal dan perlindungan yang efektif terhadap pertumbuhan biota laut.

Berikut adalah beberapa persyaratan persiapan yang umumnya diperlukan:

• 1. Membersihkan semua kotoran, lapisan cat lama, dan kerak laut dari permukaan lambung kapal. Ini dapat dilakukan dengan mencuci permukaan dengan air bersih atau menggunakan metode pembersihan kimia atau mekanis yang sesuai.

• 2. Jika ada tanda-tanda karat pada permukaan lambung kapal, pastikan untuk menghilangkannya sepenuhnya. Ini dapat melibatkan penggunaan alat mekanis seperti sikat kawat atau pengamplasan untuk menghilangkan karat dan menghasilkan permukaan logam yang bersih.

• 3. Blasting permukaan lambung kapal dengan blasting menggunakan grit yang sesuai. Ini membantu meningkatkan adhesi cat anti fouling dan menghilangkan ketidaksempurnaan pada permukaan.

• 4. Setelah blasting, pastikan untuk membersihkan debu, kotoran, atau partikel lainnya dari permukaan lambung kapal. Permukaan harus benar-benar bersih dan bebas dari kontaminan sebelum aplikasi cat anti fouling.

• 5. Pastikan permukaan lambung kapal benar-benar kering sebelum aplikasi cat anti fouling. Kelembaban berlebih dapat mengganggu adhesi cat dan mengurangi efektivitasnya.

• 6. Periksa permukaan lambung kapal untuk memastikan bahwa tidak ada kebocoran atau keretakan yang dapat menyebabkan masalah pada aplikasi cat anti fouling. Segel atau perbaiki kebocoran sebelum melanjutkan ke langkah berikutnya.

• 7. Sebelum pengaplikasian cat anti fouling, pastikan untuk melindungi area sekitar dari kontaminasi cat. Gunakan bahan penutup atau pelindung yang sesuai untuk menghindari pencemaran lingkungan.

• 8. Jika diperlukan, aplikasikan lapisan cat primer yang sesuai sebelum pengaplikasian cat anti fouling. Primer dapat meningkatkan adhesi cat dan memberikan perlindungan tambahan terhadap korosi.

Dengan mematuhi persyaratan persiapan permukaan ini dengan cermat, kita dapat memastikan bahwa pengaplikasian cat anti fouling pada lambung kapal dilakukan dengan efektif dan memberikan perlindungan yang optimal terhadap pertumbuhan biota laut dan korosi.

SEMOGA BERMANFAAT

Selengkapnya baca dalam buku PELATIHAN UNTUK PENGECATAN ANTI FOULING KAPAL.

Selain pencatatan secara tertulis terhadap kerusakan kapal, selanjutnya lakukan foto-foto dokumentasi yang jelas dari kerusakan. Foto-foto ini dapat menjadi referensi visual yang berharga untuk analisis lebih lanjut dan sebagai bukti untuk proses klaim asuransi jika diperlukan.

Foto dokumentasi kesusakan kapal adalah alat yang sangat berharga untuk merekam kerusakan kapal dan memberikan bukti visual yang jelas.

Berikut beberapa tips terkait dengan pengambilan foto dokumentasi kerusakan kapal :

• 1. Pastikan bahwa foto yang diambil memiliki kualitas yang baik, jangan sal-asalan, dengan fokus yang tajam dan pencahayaan yang memadai. Gunakan resolusi tinggi untuk memastikan detail-detail penting dapat terlihat dengan jelas.

• 2. Ambil foto dari berbagai sudut dan perspektif untuk mendokumentasikan kerusakan secara menyeluruh. Ini termasuk foto close-up untuk detail-detail spesifik dan foto keseluruhan untuk konteks lebih luas.

• 3. Pastikan untuk mengidentifikasi lokasi spesifik dari setiap kerusakan kapal dalam foto. Ini dapat dilakukan dengan menambahkan keterangan teks atau dengan menunjukkan area yang terkena kerusakan dalam gambar (misalnya geladak frame 34-35 Port side 3 meter dari center).

• 4. Sertakan informasi tentang tanggal dan waktu pengambilan foto dalam metadata. Ini penting untuk melacak kronologi kerusakan dan sebagai bukti dalam proses klaim asuransi.

• 5. Gunakan objek referensi, seperti penggaris atau objek yang dikenal ukurannya, untuk memberikan skala pada foto. Ini membantu dalam memperkirakan ukuran kerusakan dengan lebih akurat.

• 6. Ambil foto dokumentasi secara teratur selama proses perbaikan atau pemantauan. Ini membantu dalam melacak kemajuan perbaikan dan memberikan rekam jejak yang lengkap dari kerusakan hingga penyelesaiannya.

SEMOGA BERMANFAAT

Pemeliharaan atau penggantian transduser atau unit pemrosesan sonar untuk menjaga kemampuan deteksi bawah air.

Untuk memelihara atau mengganti transduser atau unit pemrosesan sonar, berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil:

• 1. Lakukan pemeriksaan rutin pada transduser sonar dan unit pemrosesan untuk memastikan kinerjanya optimal. Periksa apakah ada kerusakan fisik, kebocoran, atau tanda-tanda keausan. Pastikan koneksi kabel dan sambungan antara transduser dan unit pemrosesan dalam kondisi baik.

• 2. Bersihkan transduser secara teratur untuk menghapus penumpukan ganggang, kerak, atau kerak laut yang dapat mengganggu kinerjanya. Gunakan peralatan dan produk pembersih yang direkomendasikan oleh produsen sonar untuk menghindari kerusakan pada permukaan transduser.

• 3. Lakukan kalibrasi secara teratur pada transduser sonar dan unit pemrosesan untuk memastikan bahwa data yang diterima dan diproses adalah akurat. Kalibrasi ini mungkin melibatkan pengaturan parameter sonar seperti kepekaan, frekuensi, atau kedalaman kerja.

• 4. Jika transduser sonar atau unit pemrosesan mengalami kerusakan atau kegagalan, pertimbangkan untuk memperbaikinya jika memungkinkan. Untuk kerusakan yang tidak dapat diperbaiki atau untuk meningkatkan kinerja sonar, pertimbangkan untuk menggantinya dengan yang baru. Pilih transduser atau unit pemrosesan yang kompatibel dengan sistem sonar Anda dan sesuai dengan kebutuhan survei bawah air Anda.

• 5. Pastikan untuk memasang transduser atau unit pemrosesan sonar dengan benar sesuai dengan panduan dan spesifikasi produsen. Pastikan kabel dan sambungan terisolasi dengan baik dan tidak mengalami kerusakan atau keausan.

• 6. Setelah memperbaiki atau mengganti transduser atau unit pemrosesan sonar, lakukan pengujian fungsional menyeluruh untuk memastikan bahwa sonar berfungsi seperti yang diharapkan. Uji coba ini dapat melibatkan pengujian di dalam air untuk memeriksa kemampuan deteksi dan pemrosesan data sonar.

• 7. Lakukan pemeliharaan berkala pada transduser dan unit pemrosesan sonar untuk memastikan kinerja yang optimal. Ini termasuk pembersihan, pemeriksaan visual, dan kalibrasi sesuai kebutuhan.